Senin, 24 November 2008

KETAHANAN PANGAN NASIONAL

KETAHANAN PANGAN NASIONAL
SEBUAH SOLUSI MASA DEPAN BANGSA
Oleh : KOKO HARYANTO. S.IP
Sebuah bangsa akan kuat bila kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi secara adil dan merata. Ketersediaan pangan menjadi hal yang paling mendasar yang harus diwujudkan. Setiap hari kita membutuhkan makan dan minum untuk keberlangsungan hidup dan menunjang aktivitas agar lebih berkualitas. Masyarakat tentunya sangat membutuhkan adanya jaminan dari Negara untuk mendapatkan kebutuhan pangan yang mudah dan murah. Apalagi wilayah Negara ini merupakan wilayah berbasis agraris bila dilihat dari ketersediaan lahan yang cukup potensial untuk pengembangan produk pangan nasional.
Sejak reformasi digulirkan oleh barisan mahasiswa, tuntutan akan perlunya ketahanan pangan nasional semakin menguat, dalam 7 butir tuntutan rakyar, mahasiswa meminta untuk segera melakukan pembenahan terhadap masalah ketahanan pangan nasional. Tuntutan itu tentu saja sangat beralasan karena kebutuhan akan pangan dunia semakin tinggi sedangkan jumlah produksinya semakin menurun. Pertumbuhan penduduk yang tinggi telah membuat kondisi pangan dunia semakin kritis. Negara dalam hal ini harus segera membenahi regulasi pangan nasional, menciptakan lahan-lahan produktif untuk meningkatkan hasil pangan nasional.
Pada era tahun 80-an ketika Soeharto masih berada di tapuk kekuasaan, bangsa Indonesia pernah mengalami peningkatan produksi pangan yang cukup siknifikan hingga tercapai swasembada pangan. Produk-produk pangan dunia yang biasa diimpor menjadi dihentikan oleh karena ketersediaan bahan kebutuhan pokok seperti beras meningkat drastis. Cadangan pangan nasional meningkat lebih dari 3 kali lipat, dan dapat memenuhi kebutuhan untuk beberapa tahun mendatang. Tentunya pengalaman di era kepemiumpinan Soeharto harus direalisasikan oleh pemerintah saat ini. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi krisis pangan yang akan berdampak pada kehidupan masyarakat. jumlah angka kemiskinan, kelaparan, dan wabah penyakit akan semakin meningkat bila masalah pangan semakin sulit diatasi. Tentunya hal ini bukan sebuah asumsi belaka, ini merupakan sebuah realitas kita bersama.
Pemerintah dengan berbagai macam strategi pangan yang dijalankan harus betul-betul berfokus pada meningkatan lahan-lahan pertanian dan perkebunan untuk menghindari gejolah pangan dunia yang semakin memprihatinkan. Adalah hal yang sangat urgent karena kondisi iklim dunia saat ini sudah tidak stabil oleh karena telah terjadi pemanasan global yang berpengaruh terhadap hasil panen dari sector pertanian. Curah hujan sudah tidak teratur lagi dan sulit diprediksi oleh BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Tentunya ini sangat berbahaya bagi masa depan pangan nasional. Pemerintah dengan berbagai lembaga risetnya harus menemukan solusi untuk menciptakan teknologi baru yang mampu menanggulagi keadaan iklim yang sudah tidak menentu. Tanaman pangan yang diproduksi harus tanaman yang cepat menghasilkan, berkualitas dan tahan hama penyakit.
Dengan memfokuskan diri dalam menciptakan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan maka bangsa ini telah menyelamatkan jutaan anak bangsa yang masih banyak yang kekuarangan kebutuhan akan pangan. Pemerintah dengan segala upaya untuk melakukan pemetaan wilayah yang bisa dijadikan basis-basis ketahanan pangan nasional secara tepat. Daerah-daerah yang subur di seluruh Indonesia harus dijadikan lahan pangan dan jangan dijadikan tempat berdirinya bangunan-bangunan yang tidak banyak mendatangkan manfaat bagi masa depan dan keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia. Semoga tuntutan mahasiswa akan katahanan pangan dapat betul-betul disikapi secara adil dan bijaksana.

Tidak ada komentar: